Rabu, 06 Juni 2012

arini uhuy..



Hereditas
A.   Pengertian Gen
Genetika adalah ilmu yang mempelajari pewarisan sifat dan induk kepada keturunannya. Orang yang pertama kali mengadakan percobaan tentang pewarisan sifat adalah Gregor Johann Mandel.
Tiap spesies memiliki ciri-ciri tertentu yang spesifik yang hampir sama dari generasi ke generasi, bahkan ciri ini ada sejak dulu kala. Misalnya hewan gajah mempunyai telinga yang lebar, mempunyai gading, tubuhnya besar, dan mempunyai belalai. Ciri gajah tersebut sudah ada sejak gajah purba. Jadi ada ciri-ciri atau sifat-sifat makhluk hidup yang diturunkan dari generasi ke generasi atau diturunkan dari induk kepada anaknya.
B. Kromosom dan Gen
Sel ini memiliki inti sel atau nukleus, pada inti sel terdapat jalinan seperti benang halus yang disebut kromosom. Kromosom inilah yang merupakan pembawa sifat keturunan. Di sepanjang kromosom terdapat gen yang merupakan penentu sifat keturunan suatu makhluk hidup. Jadi baik kromosom maupun gen sama pentingnya dalam penurunan sifat.
Image:sentromer.JPG
Berdasarkan fungsinya, kromosom dibedakan menjadi dua tipe, yaitu:
1. Kromosom Tubuh (Autosom) Yaitu kromosom yang menentukan ciri-ciri tubuh.
2. Kromosom Kelamin (Gonosom) Yaitu kromosom yang menentukan jenis kelamin pada individu jantan atau betina atau pada manusia
pria atau wanita. Misalnya: pada kromosom lalat buah (Drosophila melanogaster) memiliki 4 pasang kromosom, terdiri atas 3 pasang autosom dan 1 pasang gonosom.
Image:kromosom pada lalat.JPG
Jumlah dan bentuk kromosom pada setiap sel tubuh spesies makhluk hidup adalah tertentu. Misalnya pada manusia pada setiap sel tubuhnya terdapat 46 buah kromosom atau 23 pasang kromosom. 46 kromosom tersebut berasal dari ayah 23 buah dan berasal dari ibu 23 buah. Jadi walaupun seorang anak mirip ayahnya tetap saja setengah dari jumlah kromosom tubuhnya berasal dari ayah  dan setengah dari ibu. Perhatikan bagan berikut.
Image:rertilisasi.JPG
C. Istilah-istilah dalam Genetika
1. Sel Diploid dan Sel Haploid
Yaitu sel yang memiliki kromosom dalam keadaan berpasangan atau sel yang memiliki dua set atau dua perangkat kromosom. Misalnya sel tubuh manusia memiliki 46 buah kromosom yang selalu dalam keadaan berpasangan sehingga disebut diploid (2n) (di berarti dua, ploid berarti set/ perangkat).
Sedangkan sel kelamin manusia memiliki kromosom tidak berpasangan . Hal ini terjadi karena pada saat pembentukan sel kelamin, sel induk yang bersifat diploid membelah secara meiosis, sehingga sel kelamin anaknya hanya mewarisi setengah dari kromosom induknya. Maka dalam sel kelamin (gamet) manusia terdapat 23 kromosom yang tidak berpasangan atau hanya memiliki seperangkat atau satu set kromosom saja, disebut haploid (n).
2. Genotip
Genotip adalah susunan gen yang menentukan sifat dasar suatu makhluk hidup dan bersifat tetap. Dalam genetika genotip ditulis dengan menggunakan simbol huruf dari huruf paling depan dari sifat yang dimiliki oleh individu. Setiap karakter sifat yang dimiliki oleh suatu individu dikendalikan oleh sepasang gen yang membentuk alela. Sehingga dalam genetika simbol genotip ditulis dengan dua huruf. Jika sifat tersebut dominan, maka penulisannya menggunakan huruf kapital dan jika sifatnya resesif ditulis dengan huruf kecil.
 Genotip yang memiliki pasangan alela sama, misalnya BB atau bb, merupakan pasangan alela yang homozigot. Individu dengan genotip BB disebut homozigot dominan, sedangkan individu dengan genotip bb disebut homozigot resesif .Untuk genoti yang memiliki pasangan alela berbeda misal Bb, merupakan pasangan alela yang heterozigot.
3. Fenotip
Fenotip adalah sifat yang tampak pada suatu individu dan dapat diamati dengan panca indra, misalnya warna bunga merah, rambut keriting, tubuh besar, buah rasa manis, dan sebagainya. Fenotip merupakan perpaduan dari genotip dan faktor lingkungan. Sehingga suatu individu dengan fenotipe sama belum tentu mempunyai genotip sama.
4. Dominan
Gen dikatakan dominan apabila gen tersebut bersama dengan gen lain (gen pasangannya), akan menutup peran/sifat gen pasangannya tersebut. Dalam persilangan gen, dominan ditulis dengan huruf besar.
5. Resesif
Gen dikatakan resesif apabila berpasangan dengan gen lain yang dominan ia akan tertutup sifatnya (tidak muncul) tetapi jika ia bersama gen resesif lainnya (alelanya) sifatnya akan muncul. Dalam genetika gen resesif ditulis dengan huruf kecil.
6. Intermediet
Adalah sifat suatu individu yang merupakan gabungan dari sifat kedua induknya. Hal ini dapat terjadi karena sifat kedua induk yang muncul sama kuat (kodominan). Misalnya bunga warna merah disilangkan dengan bunga warna putih, menghasilkan keturunan berwarna merah muda.
7. Hibrid
Adalah hasil perkawinan antara dua individu yang memiliki sifat beda. Bila individu tersebut memiliki satu sifat beda disebut monohibrid, dua sifat beda disebut dihibrid, tiga sifat beda trihibrid, dan sebagainya.
D. Hukum Penurunan Sifat Mendel
Ilmu yang mempelajari tentang sifat-sifat yang diwariskan, cara sifat diwariskan, dan variasinya yang terjadi pada keturunannya disebut ilmu keturunan atau genetika.
Seorang tokoh yang berjasa dalam mempelajari sifat-sifat yang diwariskan dari induk pada keturunannya ialah Gregor J. Mendel (1822 - 1884) sehingga ia dikenal sebagai bapak genetika. Dalam percobaannya, Mendel menggunakan tanaman kacang ercis atau kacang kapri (Pisum sativum).
Adapun alasan Mendel menggunakan tanaman kacang ercis dalam percobaannya adalah:
1. Memiliki pasangan sifat yang kontras.
2. Dapat melakukan penyerbukan sendiri.
3. Mudah dilakukan penyerbukan silang.
4. Mempunyai daur hidup yang relatif pendek.
5. Menghasilkan keturunan dalam jumlah banyak.
Berikut ini ada 7 sifat beda yang mencolok pada tanaman kacang ercis.
Image:ercis.JPG
Langkah awal yang dilakukan Mendel adalah menentukan galur murni, yaitu tanaman yang apabila melakukan penyerbukan sendiri senantiasa menghasilkan keturunan yang sifatnya sama persis dengan sifat induknya, walaupun penyerbukan tersebut dilakukan berulang -ulang hasilnya akan tetap sama.
Selanjutnya Mendel menyilangkan dua individu galur murni yang sama-sama memiliki pasangan sifat yang kontras. Misalnya kapri berbunga merah disilangkan dengan kapri berbunga putih, yang keduanya galur murni. Dari persilangan tersebut, Mendel mengemukakan beberapa kesimpulan yang kemudian disebut Hukum Mendel:
1. Setiap individu hasil persilangan mengandung gamet dari kedua induknya (bersifat diploid = 2n), misalnya induk jantan berwarna merah (MM) dan betina (mm) maka keturunannya memiliki gen Mm.
2. Pada proses pembentukan gamet, gen berpisah secara acak (Hukum Segregasi secara bebas) atau dikenal sebagai Hukum Mendel I. Jadi Mm akan berpisah menjadi dua gamet, yaitu M dan m.
3. Pada proses pembuahan (fertilisasi) gamet akan bertemu secara acak pula (asortasi) atau dikenal sebagai Hukum Mendel II. Dalam kasus di atas gamet M dapat membuahi gamet lainnya, misalnya M atau dapat juga m.
1. Persilangan dengan Satu Sifat Beda (Monohibrid)
Mendel menyilangkan tanaman kacang ercis berbunga merah galur murni (MM) dengan kacang ercis berbunga putih galur murni (mm), dihasilkan keturunan pertama (Filial) F1 yang semua berwarna merah dengan genotipe Mm. Bila sesama F1 ini disilangkan akan menghasilkan keturunan II atau F2. Bagaimana sifat keturunan kedua tersebut? Untuk itu perhatikan diagram berikut.
Image:parental.JPG
2. Persilangan Monohibrid Intermediet
Pada kesempatan lain, Mendel juga menyilangkan tanaman Antirrinum majus berbunga merah galur murni (MM) dengan bunga putih galur murni (mm). Ternyata seluruh keturunan pertama berbunga merah muda (Mm). Warna merah muda ini terjadi karena pengaruh gen dominan yang tidak sempurna (kodominan).

Untuk memperoleh F2 maka Mendel menyilangkan sesama F1.
Image:genotipe fenotipe.JPG
3. Persilangan dengan Dua Sifat Beda (Dihibrid)
Persilangan dihibrid adalah persilangan dengan memperhatikan dua sifat yang berbeda. Misalnya, ercis berbiji bulat berwarna kuning (BBKK) disilangkan dengan ercis berbiji keriput berwarna hijau (bbkk). Karena sifat bulat dan kuning dominan terhadap sifat keriput dan hijau, maka turunan pertama semuanya berbiji bulat kuning heterozigot (BbKk).
Jika sesama F1 ini disilangkan, akan diperoleh 16 kombinasi genotipe dan 4 macam fenotipe. Untuk lebih jelasnya perhatikan diagram berikut ini.
Image:dihibrid.JPG
Dari diagram tersebut dapat dilihat bahwa ada 4 macam fenotipe pada F2 yaitu:
Image:gff.JPG
Dengan demikian perbandingan fenotipe F2 pada persilangan dihibrid adalah bulat kuning : bulat hijau: keriput kuning : keriput hijau = 9 : 3 : 3 : 1. Jika dari persilangan tersebut dihasilkan 1600 keturunan, maka kemungkinan diperoleh ercis berbiji bulat warna kuning ialah:
9/16 × 1600 = 90 pohon.
E. Cara Mencari Jumlah dan Macam Gamet
Dalam persilangan monohibrid diketahui bahwa gamet yang terbentuk pada P2 ada 2 macam, sementara itu pada persilangan dihibrid yang terbentuk pada P2 ada 4 macam, untuk persilangan trihibrid ada 8 macam, bila persilangan dengan n sifat beda akan diperoleh 2n macam gamet. Untuk menentukan macam gamet yang terbentuk dapat digunakan diagram garpu, misalnya: AaBb, macam gametnya adalah:
Image:AaBb.JPG
F. Penurunan Sifat pada Manusia
Manusia mempunyai 23 pasang kromosom yang terdiri dari autosom (kromosom tubuh dan gonosom (kromosom kelamin). Maka rumus kromosom pada pria adalah 22AAXY dan pada wanita 22AAXX. Rumus tersebut artinya manusia memiliki 22 pasang autosom dan sepasang kromosom yang menentukan jenis kelamin (gonosom/kromosom seks). Jadi kromosom seks ada dua jenis, yaitu XY untuk pria
dan XX untuk wanita.


1.     Pewarisan Sifat yang Terpaut dalam Kromosom Seks
Gen yang bertempat pada kromosom seks disebut gen terpaut seks. Sifat gen yang terpaut dalam seks sifatnya bergabung dengan jenis kelamin tertentu dan diwariskan bersama kromosom seks. Umumnya gen terpaut seks terdapat pada kromosom X, tetapi ada juga yang terpaut pada kromosom Y.

2. Penurunan Sifat Golongan Darah Sistem A, B, O
Untuk mengetahui kemungkinan susunan genotipe dari golongan darah sistem A, B, O, perhatikan Tabel berikut ini.
Image:gamet.JPG 3. Manfaat Persilangan bagi Manusia
Persilangan tumbuhan atau hewan ini sangat bermanfaat karena dapat memilih sifat-sifat yang baik dan menghilangkan sifat-sifat yang kurang baik, dengan demikian persilangan dapat digunakan untuk memperoleh bibit unggul atau menghasilkan keturunan dengan sifat-sifat yang unggul atau yang baik, dengan demikian manfaat persilangan antara lain:
a. Menghasilkan keturunan dengan sifat-sifat yang baik.
b. Menghasilkan bibit unggul baik pada tumbuhan maupun hewan, misalnya varietas tanaman jenis unggul hasil persilangan PB5, PB8, IR22, IR24, juga pada ternak, misalnya sapi Santa gertrudis, hasil persilangan sapi brahman dengan sapi shorthorn.
4. Kelainan Gen
a. Sifat Fisik yang Menurun
Sifat – sifat tersebut meliputi fisik, fisiologis, dan psikologis. Didalam kehidupan sehari – hari sifat fisik yang paling dominan , misalnya bentuk daun telinga, alis, mata, kumis, bulu dada, bentuk jari tangan dll.
b. Penyakit Menurun
 a. Buta warna
Orang yang menderita buta warna tidak dapat membedakan warna-warna tertentu, buta warna merah hijau, tidak mampu membedakan warna merah dan hijau. Buta warna ini dikendalikan oleh gen resesif. Wanita karier atau pembawa artinya wanita yang secara fenotipe normal tetapi secara genotipe dia membawa alel sifat resesif untuk buta warna.
b. Hemofilia
Hemofilia merupakan kelainan dimana seseorang darahnya tidak dapat/sulit membeku bila luka. Luka kecil pun dapat menyebabkan penderita meninggal karena terjadi pendarahan yang terus-menerus. Gen yang mengendalikan sifat ini adalah gen resesif dan terpaut dalam kromosom X. Dalam keadaan homozigot resesif gen ini bersifat letal (menimbulkan kematian).

          5. Mutasi Gen
          Mutasi berdasarkan kejadiannya dibedakan menjadi dua macam, yaitu mutasi alami dan mutasi buatan.
1.     Mutasi Alami, terjadi karena :
a.     Pancaran sinar kosmis atau sinar luar angkasa
b.     Sinar radioaktif yang terdapat di alam
c.      Sinar ultraviolet
d.     Kesalahn sewaktu replikasi DNA , dll
Mutasi alami umumnya merugikan individu yang mengalaminya dan keturunannya. Individu yang mengalami mutasi disebut mutan . seringkali mutan tidak dapat hidup di lingkungannya karna tidak dapat beradaptasi.
2.     Mutasi Buatan
Faktor utama penyebab mutasi buatan :
a.     Radiasi oleh sinar, misal sinar X, sinar ultraviolet, dll
b.     Zat – zat kimia, misalnya gas metana, kafein,  dll
Semua faktor penyebab mutasi disebut mutagen. Mutan karna virus benzopyrene , pengawet makanan, dan virus jenis tertentu dapat mengakibatkan kanker . radiasi dari bom , nuklir, juga dapat menyebabkan anak lahir cacat, dan kanker darah. dll

psikologi pendidikan arini


ikip pgri
PENGARUH TEORI BELAJAR KOGNITIF PIAGET DENGAN PRINSIP BELAJAR KESUNGGUHAN DIRI TERHADAP PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA

Disusun untuk memenuhi tugas Psikologi Pendidikan



            Oleh :
Arini Septiyan Irawati
(11120241)



PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (PGSD)
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
IKIP PGRI SEMARANG
2012
Lampiran

Tingkat Perkembangan Intelegensi :
1.    Tingkat sensori motoris
2.    Tingkat Preoperasional
3.    Tingkat Operasi Konkret
4.    Tingkat Operasi Formal
Teori Belajar “Cognitive-Developmental” dari piaget
Dalam teorinya, piaget memandang bahwa proses berpikir sebagai aktivitas gradual dari fungsi intelektual dari konkret menuju abstrak.
Piaget adalah seorang psikolog “developmental” karena penelitiannya mengenai tahap-tahap perkembangan pribadi serta perubahan umur yang mempengaruhi kemampuan belajar individu. Dia adalah salah seorang psikolog yang suatu teori komprehensif tentang perkembangan intelegensi atau proses berpikir. Menurut piaget, pertumbuhan kapasitas mental memberikan kemampuan-kemampuan mental baru yang sebelumnya tidak ada. Pertumbuhan intelektual adalah tidak kuantitatif, melainkan kualitatif. Apabila ahli biologi menekankan penjelasan tentang pertumbuhan struktur yang memungkinkan individu mengalami penyesuaian diri dengan lingkungan, maka piaget tekanan penyelidikan lain. Piaget menyelidiki masalah yang sama dari segi penyesuaian/adaptasi manusia serta meneliti perkembangan intelektual atau kognisi berdasarkan dalil bahwa struktur intelektual terbentuk di dalam individu akibat interaksinya dengan lingkungan.
Piaget memakai istilah “scheme” secara “interchangably” dengan istilah struktur. “scheme” adalah pola tingkah laku yang dapat diulang. “scheme” berhubungan dengan :
·         Refleks-refleks pembawaan; misalnya bernapas, makan, minum.
·         Scheme mental; misalnya “scheme of classification” . “scheme of operation” (pola tingkah laku yang masih sukar diamati seperti sikap), dan “scheme of  operation”(pola tingkah laku yang dapat diamati)
Menurut piaget, inteligensi itu sendiri terdiri dari tiga aspek, yaitu:
1)      Struktur, disebut juga “scheme”,seperti yang dikemukakan di atas.
2)      Isi, disebut juga “content” , yaitu pola tingkah laku spesifik tatkala individu menghadapi sesuatu masalah.
3)      Fungsi, disebut juga “function”, yang berhubungan dengan cara seseorang mencapai kemajuan intelektual.
Fungsi itu sendiri terdiri dari dua macam fungsi “invariant”, yaitu organisasi dan adaptasi.
Organisasi: berupa kecakapan seseorang / organisme dalam menyusun proses-proses fisik dan psikis dalam bentuk sistem-sistem yang koheren.
Adaptasi : yaitu adaptasi individu terhadap lingkungannya. Adaptasi ini terdiri dari dua macam proses komplementer, yaitu asimilasi dan akomodasi.
ü  Asimilasi; proses penggunaan struktur atau kemampuan individu untuk menghadapi masalah dalam lingkungannya, sedangkan
ü  Akomodasi; proses perubahan respons individu terhadap stimuli lingkungan.
Dengan penjelasan seperti diatas dapatlah kita ketahui tentang bagaimana terjadinya
pertumbuhan dan perkembangan intelektual.
            Pertumbuhan intelektual terjadi karena adanya proses yang kontinu dari adanya equilibrium-disequilibrium. Bila individu menjaga adanya equilibrium, individu akan dapat mencapai tingkat perkembangan intelektual yang lebih tinggi,
Pengaplikasian di dalam belajar; perkembangan kognitif bergantung pada akomodasi. Kepada siswa harus diberikan suatu area yang belum di ketahui agar ia dapat belajar, karena ia tak dapat belajar dari apa yang telah diketahuinya saja. Dengan adanya area baru ini siswa akan mengadakan usaha untuk dapat mengakomodasi. Situasi atau area itulah yang akan mempermudah pertumbuhan kognitif.
Jadi secara singkat dapat dikatakan bahwa pertumbuhan intelektual anak mengandung tiga aspek, yaitu strukture, content, dan function. Anak yang sedang mengalami perkembangan, struktur dan konten intelektualnya berubah / berkembang. Fungsi dan adaptasi akan tersusun sehingga melahirkan suatu rangkaian perkembangan; masing-masing mempunyai struktur psikologis khusus yang menentukan kecakapan pikiran anak. Maka piaget mengartikan inteligensi adalah sejumlah struktur psikologis yang ada pada tingkat perkembangan khusus.
Tahap-tahap perkembangan menurut piaget:
1.      Kematangan
2.      Pengalaman fisik/lingkungan;
3.      Transmisi sosial;
4.      Equilibrium atau self regulation.
Selanjutnya ia membagi tingkat-tingkat per-kembangan , yaitu:
1.      Tingkat sensori motoris : 0,0 – 2,0
2.      Tingkat preoperasional  : 2,0 – 7,0
3.      Tingkat operasi konkret : 7,0 – 11,0
4.      Tingkat operasi formal   : 11,0 -----
Tingkat-tingkat perkembangan tersebut tiap anak berbeda.
Penjelasan
1.      Tingkat sensori motoris
Bayi lahir dengan refleks bawaan, skema dimodifikasi dan digabungkan untuk membentuk tinglah laku yang lebih kompleks. Pada masa kanak-kanak ini, anak tidak mempunyai konsepsi tentang objek yang tetap. Ia hanya dapat mengetahui hal-hal yang di tangkap dengan indranya.
2.      Tingkat preoperasional
Anak mulai timbul pertumbuhan kognitifnya, tetapi masih terbatas pada hal-hal yang dapat dijumpai(dilihat) di dalam lingkungannya saja. Baru pada menjelang akhir tahun ke-2 anak telah mulai mengenal simbol/nama.
3.      Tingkat operasi kongkret
Anak telah dapat mengetahui simbol-simbol matematis tetapi belum dapat menghadapi hal-hal yang abstrak, kecakapan kognitif anak: (1) combinativity classification, (2) reversibility, (3) associativity, (4) identity, (5) serializing. Anak mulai kurang egoscentrisme-nya dan lebih socientris (anak mulai membentuk peer group).
4.      Tingkat operasi formal
Anak telah mempunyai pemikiran yang abstrak pada bentuk-bentuk lebih kompleks.




Prinsip-prinsip belajar
Memiliki kesungguhan
Orang belajar harus memiliki kesungguhan untuk melaksanakannya. Belajar tanpa kesungguhan akan memperoleh hasil yang kurang memuaskan. Selain itu akan banyak wakyu dan tenaga terbuang dengan percuma. Sebaliknya, belajar dengan sungguh-sungguh serta tekun akan memperoleh hasil yang maksimal dan penggunaan waktu yang lebih efektif. Prinsip kesungguhan sangat penting artinya. Biarpun seseorang itu sudah memiliki kematangan, kesiapan serta mempunyai tujuan yang konkret dalam melakukan kegiatan belajarnya, tetapi kalau tidak bersungguh-sungguh , belajar asal saja, bermalas-malas, akibatnya tidak memperoleh hasil yang memuaskan.
            Misalnya seorang anak belajar main piano, kalau dia tidak berlatih dengan sungguh-sungguh, akibatnya akan lambat pandai atau mungkin juga bisa tidak berhasil (gagal). Di samping itu dia akan rugi tenaga, waktu, dan biaya. Contoh lain, seorang siswa SMA tidak pernah belajar sungguh-sungguh, baik di sekolah maupun di rumah. Begitu pula PR (pekerjaan rumah) atau tugas di kelas tidak pernah di laksanakanya dengan baik, akibatnya akan memperoleh nilai yang kurang baik. Malu kepada teman-teman dan akhirnya drop-out/putus sekolah. Karena itu, faktor kesungguhan dalam belajar sangat penting artinya dan harus dilaksanakan agar proses belajar dapat berhasil dengan baik.